Friday, February 03, 2012

menjadi tua = menjadi dewasa (?)

Kata-kata di atas sukses bikin manusia, khususnya kaum hawa sedikit panik,

Coba liat deh, berapa banyak orang yang beli berlusin-lusin cream anti aging, serum anti aging, dan sebagai nya hanya untuk memperlambat proses penuaan.

Aging, atau penuaan, itu ga bisa dihentikan *paling tidak sampai detik saya menulis ini*, memang bisa diperlambat, tapi pada hakekatnya semua sel dalam tubuh kita ini suatu saat akan menua... itulah gunanya " waktu biologis" . Agak serem juga kalo ngebayangin ada seseorang yang tidak pernah menua. (Okeeh... ini ngomong kenyataan, bukan si dashing shiny bling-bling vampire itu dan kroni nya)

Menjadi tua, itu suatu kepastian dalam manusia, muncul kerutan di wajah, tangan, dan anggota tubuh lainnya. Tapi menjadi dewasa itu tetap menjadi sebuah pilihan.

Setelah keluar dari jalanan berliku tajam bernama FKG (FAKULTAS KEBANYAKAN GADIS.. heuheuheu), dan bersentuhan dengan dunia dewasa yang sebenarnya, gue mulai merasa ada sesuatu yang berbeda... ternyata kalo selama ini gue ngerasa hidup gue itu udah cukup "dewasa', sebenarnya gue ga kebih parah dari seorang anak kecil mencoba memakai baju dan make up mama nya.

I act like an adult, but I'm not adult enough.

Tapi, gue juga ga mau memaksa diri gue untuk cepet-cepet dewasa, karena dewasa adalah proses dan pilihan seseorang.

Proses, karena tidak mungkin kedewasaan itu didapatkan begitu saja,setiap luka dan kegagalan ngebentuk manusia untuk menjadi lebih berkembang. Semua pengalaman nidupnya membuat manusia berpikir ulang, apa yang harus ditempuh, apa yang harus diputuskan ketika mengalami hal tersebut kembali,karena semua kisah di dunia ini sesungguhnya hanya berputar, tema permasalahnnya sama, tapi lakon nya yang berbeda.

Pilihan, karena setiap proses yang manusia hadapi, akhirnya membawa mereka ke satu persimpangan, ingin jadi lebih dewasa atau tidak. Mau jadi lebih baik, atau tidak. Otak kita yang sebesar itu, setiap hari mengambil keputusan, keputusan untuk mengembangkan diri, atau stuck di "zona nyaman" saja. Menjadi benar-benar dewasa, atau sekedar ababil yang berlagak.


Dulu, waktu gue masih remaja, gue ingin jadi orang dewasa karena merasa bebas mengambil semua keputusan. Mungkin itu juga yang dipikirkan oleh banyak remaja-remaja yang berusaha keras untuk tampil seperti orang dewasa, nyatanya hati mereka masih ingin bermain barbie dan hot wheels.

Dan sekarang, gue ngeliat banyak orang 'dewasa' yang masih bersikap labil terhadap pasangan nya, rekan kerja nya, atasan nya. Dikit gak sesuai dengan kehendaknya, ngambek, ngancem, posesif, curigaan... meminta perhatian dengan cara ala ababil...

Mungkin emang bener, menjadi tua belum tentu menjadi dewasa....

Mungkin emang bener, tua itu biologis, tapi dewasa itu psikologis

Mungkin emang bener, gue ga akan jadi dewasa tanpa memilih.. paling tidak memilih untuk meninggalkan 'zona aman' gue sendiri


gambar diambil dari ohinternet.com


Ps: welcome to the blog world my darla MUTI !! yeaayyy