
Kemarin kau datang
Dengan sebuah senyuman terulas, dan bibir yang tak sabar mencetuskan ejekan lagi untukku. Mungkin untukmu melihat wajah merengut ku adalah suatu kesenangan tersendiri.
Kita sempat bertengkar tentang jam berapa seharusnya kau datang dan menjemputku, hal-hal kecil yang menurutku tidak penting sering kali kau ributkan. Entahlah, mungkin karena memang begitulah adanya kamu, atau mungkin karena kita belum saling menautkan hati
Kamu tau? sepanjang perjalanan, aku berpikir keras, mengapa aku bisa berakhir di sini, bersama mu? Apakah aku menipu diri ku sendiri? Apakah aku berusaha mengenyahkan kembali perasaan yang seharusnya muncul? atau memang sesungguhnya tidak ada apa-apa antara kita?
Ah...
mungkin hanya aku saja yang terlalu menganggap serius semua perkataan dan sikap mu pada ku.. semua ketertarikan mu pada hidupku, pada keluarga tempat aku dibesarkan, pada cita-cita ku ke depan
Namun, kau berhasil menjadi cahaya lilin bagi hidupku.. secercah cahaya yang kunanti dan mampu membuat ku melihat dunia secara perlahan..
Bukan jenis cahaya yang membutakan mata, namun cahaya yang menuntun ku perlahan untuk keluar dari kegelapan hati, untuk percaya bahwa ada matahari di ujung sana yang bersinar untuk ku...
Selamat malam lilin ku...
Terima kasih untuk malam ini, saat kau nyalakan kembali sumbu hati yang telah padam dengan sbuah senyuman dan ejekan.... :)
*foto dari free foto.com*