Tuesday, July 19, 2011

Let go your past...





(Menulis di komputer perpustakaan itu sangat menyenangkan, selain dari koneksi nya yang lumayan cepat, suasana yang tidak bising membantu otak saya yg kecil ini untuk berkonsentrasi dan berimajinasi dalam merangkai kata)

Seperti judul diatas,
terkadang hal yang sulit bagi manusia adalah berdamai dengan masa lalu, benar-benar berdamai... gampang bagi mulut dan otak untuk berkata "saya sudah memaafkan, saya sudah minta maaf, ini saatnya saya untuk maju" dan anda maju menghadapi hidup anda yang baru. Tanpa sadar rantai masa lalu anda tetap membelit hidup anda, kesalahan-kesalahan masa lalu anda menghantui mimpi malam anda. Dan suara2x yang menjatuhkan tetap terngiang di telinga anda. Atau sekedar memori indah di masa lalu yang ujung-ujungnya menjerumuskan anda ke dalam jurang penyesalan kembali.

Apakah salah satu contoh diatas adalah kehidupan anda sekarang? Karena saya pernah dan sedang mengalami nya juga. Siapapun orang di dunia ini, bahkan Hitler yang berhati baja pun saya percaya pernah mengalami hal seperti ini.

Jutaan (bahkan lebih) sel-sel dalam otak kita menyimpan banyak kenangan akan masa lalu. Entah itu baik, buruk, menyenangkan, menyedihkan, memacu kita untuk hidup lebih baik, atau justru mengikat kita dan meruntuhkan semangat hidup.

Sadarkah anda bahwa otak manusia begitu hebat, ada beberapa memori yang harusnya dia ingat namun dia bisa kubur dan pendam seakan itu tak pernah terjadi.Ada yang tak pernah terjadi, namun ia merangkai imajinasinya begitu rupa sehingga hal itu nampak nyata terjadi.

Nah bagimana dengan masa lalu anda? masa lalu yang benar-benar terjadi dalam hidup anda?

adakah hal itu muncul kembali belakangan ini? hanya sekedar mampir bersua pada anda mungkin?
beruntunglah anda jika yang mampir adalah kenangan masa lalu yang menyenangkan, yang membuat anda tak berhenti bersyukur akan segala nikmat Nya yang sudah diberikan sampai detik anda membaca tulisan saya ini. Dengan kenangan itu, anda diajarkan dan diingatkan untuk tak henti bersyukur pada Pencipta anda.

Bagaimana jika yang mampir adalah masa lalu anda yang suram?(kebanyakan yang mampir sih seperti ini)

Ada kesalahan-kesalahan yang anda buat yang anda sesalkan seumur hidup,

Ada keputusan-keputusan yang anda buat yang membuat beberapa orang terlibat, tanpa atau diketahui oleh mereka

Ada pikiran-pikiran buruk yang anda pikirkan tentang orang yang akhirnya menimbulkan prasangka.

Ijinkan saya untuk berbagi sedikit....

Saya percaya, setiap manusia memiliki dua sisi, seperti koin. Maka, tidak pernah ada peran protagonis asli dan antagonis asli di dalam kehidupan ini, karena hidup ini bukan sinetron Indonesia. Oleh karena itu saat ini, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, setiap orang pasti memiliki sisi "gelap" dalam hidupnya, setiap orang pasti memiliki ambisi-ambisi "duniawi" dalam bathinnya. Dan setiap orang pernah menempuh jalan yang salah sehingga mereka tahu mana jalan yang benar.

Maka ketika masa lalu yang suram muncul kembali dalam ingatan, cobalah untuk berdamai dengannya. Akui bahwa anda dan saya memang melakukan kesalahan, dan beberapa kesalahan itu sulit untuk diperbaiki lagi. Apalagi jika kesalahan itu menyangkut orang lain, selain anda. Jika dahulu anda sudah pernah meminta maaf dan berusaha memperbaiki nya, namun tak bisa (saking parahnya keadaan itu), cukup.... paling tidak anda sudah bisa berdamai dengan diri anda sendiri. Permasalahan dari pihak sana, itu urusannya sendiri.

Biarkan masa lalu itu pergi, jangan tahan dendam , jangan tahan amarah, jangan tahan rasa penyesalan... karena itu akan menghancurkan langkah anda ke depan.

contoh, jika anda punya mantan pacar, dan anda masih dendam kesumat sama dia, padahal yang disana sudah hidup bahagia... lepaskanlah! anda juga berhak hidup bahagia seperti dia, dengan cara melupakan masa lalu anda dan dendam anda pada nya.
dan saran saya, jangan ungkit kembali masa lalu, jika anda tahu benar masa lalu itu akan menghancurkan masa kini dan masa depan anda dan orang di sekitar anda.

Berhentilah bersikap egois pada orang sekitar dengan mengenang hal-hal yang harusnya anda lepaskan dari dulu... karena dengan anda mengenangnya, anda tidak bersyukur akan keberadaan orang-orang disekitar anda sekarang yang mungkin lebih menyayangi anda daripada yang dahulu, anda tidak menghargai keberadaan mereka.

In my humble opinion, jika anda belum bisa berdamai dengan masa lalu anda, jangan... sekali-sekali jangan menghubungi orang-orang dari masa lalu anda karena:

1. anda akan membelitkan rasa dendam, amarah, penyesalan yang sudah pernah terlepas dari anda.

2. tidak semua orang dari masa lalu anda dapat menerima anda pada masa kini, mungkin saja kehadiran anda akan merusak masa depan mereka. Jika anda benar2x memaafkan dan menyesali perbuatan anda, anda pasti ingin yang terbaik untuk mereka bukan? dan mungkin... mungkin hal yang terbaik adalah anda tidak menunjukkan keberadaan anda pada mereka lagi....

Maaf jika postingan saya kali ini berhasil menampar hati banyak orang (termasuk saya sendiri)

Sekaligus untuk memberikan jawaban untuk beberapa orang dari masa lalu yang menyangka saya menghindar dari mereka, ini semua untuk kebaikan kita semua .... believe me... :)


Semoga apa yang saya tulis ini, bisa *paling tidak sedikit saja* membantu anda melepas masa lalu anda....


cheers

Saturday, July 16, 2011

Lesson to Listen

Manusia, adalah makhluk yang sangat menarik. Setiap kejadian dalam kehidupannya sebenarnya adalah kisah yang sama yang terjadi dalam kehidupan orang di sebelahnya, hanya saja pemainnya yang berbeda.




sekolah di kedokteran gigi buat saya ternyata berdampak ganda. Selain mampu untuk terampil membenarkan gigi orang, saya jadi cukup terlatih untuk membaca dan mendengarkan orang. Selama 2 setengah tahun saya menjadi koas di kampus, ada banyak tipikal orang yang menjadi pasien saya. Tidak ada yang jelek (puji Tuhan) dari semua pasien saya. Dari mereka saya belajar bagaimana menangani berbagai macam orang, walau sampai saat ini saya belum ahli. Dari mereka pula saya belajar untuk mendengar.

Buat saya, yang lahir dengan bawaan "mulut yang ga bisa diam" dan seringkali memotong pembicaraan orang lain saking antusiasnya dalam pembicaraan itu, mendengar adalah hal yang sulit. Baru saja saya menangkap satu kalimat, saya dengan cepat meresponnya dengan berbagai kalimat yang pada akhirnya menjadi suatu cerita pendek (saking kebanyakan ngomong).

Bukan sesuatu yang dicari oleh pasien anda jika punya dokter yang tidak bisa mendengar keluhan dan keinginan mereka.

Dari pasien-pasien saya ini lah, saya belajar "mengalah" pada kuping saya dan membungkam mulut saya rapat-rapat (meski kuncinya sering ambrol)

Ada beberapa kisah yang sampai detik ini membuat saya tidak mau berhenti untuk belajar mendengar.

Guru saya yang pertama adalah seorang pegawai kantoran yang menjadi pasien konservasi saya (tambal gigi).

Dari dia saya belajar mendengar menggunakan hati.

Perawakannya biasa saja, kulitnya kecoklatan menandakan dia adalah orang yang bekerja di lapangan (atau emang dari sananya udah begitu?? LOL)> sifatnya agak selengekan namun supel. Setelah selesai menjadi pasien, kami masih sering kontak dan dari situ hubungan kami menjadi sesuatu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya.

Dia bukan tipikel orang yang dengan gampang menyuarakan pikirannya, yang dengan gampang membuka dirinya pada orang lain, termasuk dengan orang terdekatnya.Setahun saya mengenalnya, saya masih merasa asing... karena saya tidak benar-benar mendengar setiap perkataannya. Setiap kali kami ngobrol dan bertukar pikiran, dia lebih sering diam dan mendengar ceriwisan saya dibanding saya mendengar dia. Setiap kali kami bertemu, dia menjadi lebih mengenal sifat, kebiasaan dan kesukaan saya dibanding saya mengenal nya. Beberapa kali saya dan dia terlibat konflik yang cukup menguras emosi, hanya karena saya kurang bisa mendengar dengan hati saya.

Wajah dan mata manusia seringkali lebih berucap banyak dibanding mulut mereka. Namun itulah yang luput dari saya, dan baru saya sadari kini ketika kami sudah berjauhan. saya tidak benar-benar mengenal dia seperti dia mengenal saya selama ini, karena saya tidak mau mendengar.... mendengar menggunakan hati.



Guru saya ke dua,pasien gigi palsu saya

dari beliau saya belajar bahwa yang dibutuhkan seseorang kadang hanya telinga yang mau mendengar tanpa komentar apapun



Beliau adalah seorang nenek dari belasan cucu dan single mother dari 11 anak. (cukup bu untuk bikin kesebelasan sendiri :D), dulu suaminya adalah seorang pengrajin kayu yang cukup berada, namun sekarang semuanya sudah berubah. Ketika kami mengobrol, beliau bercerita tentang anak-anaknya. Dan kisahnya sangat mengharukan. Dengan usia yang sudah tidak muda lagi, beliau mengepel bekas "jackpot" anak nya yang teler di warung, jam 2 pagi!! Beliau sendiri yang mengepel dan membawa anaknya yang teler itu pulang. Dalam do'anya beliau masih sering berdo'a buat anak-anaknya, terutama anaknya yang satu itu. Kadang, jika beliau sudah gak sanggup, beliau hanya bisa berkata dalam hati "kenapa bapak (suaminya) yg harus pergi duluan, kenapa bukan saya saja"

dari kemarin2x, beliau sering bercerita mendadak tentang anak2xnya, dan saya pikir beliau hanya ingin bercerita untuk mencairkan suasana saja. Oleh karena itu saya sering menimpali perkataan nya. Ketika beliau bercerita tentang hal yang diatas, saya hanya terdiam dan menatap beliau, seluruh fokus saya hanya pada beliau, bukan bb saya, bukan gigi palsu yang sedang dipulas. Detik itu, ibu ini menangis.... dan detik itu saya sadar, kalau dari kemarin percakapan ini bukan hanya sekedar untuk mencairkan suasana. Beliau butuh seseorang untuk mendengarkan keluhannya, tanpa komen tanpa saran, tanpa kata-kata apapun. Yang beliau butuhkan hanya seseorang yang mau mendengar dengan tulus dan ... yah benar2x mendengar! itu saja...

Ketika air mata itu tumpah, refleks saya hanya memeluk ibu itu, ibu yang baru saya kenal selama 4 bulan ini, ibu yang saya tahu hanya dari cerita-ceritanya tentang dirinya sendiri. Namun momen itu, saya seakan mengenal dia bertahun-tahun, saya seakan melihat refleksi diri orang-orang yg didekat saya yang "menderita" karena tidak pernah didengar dengan tulus.


Belajar mendengar buat saya itu susah.....
Tapi bukan berarti saya tidak bisa


Bagaimana dengan anda? Apa anda sudah belajar untuk mendengar? paling tidak mendengar kata hati anda sendiri hari ini ?